Mulut boleh membisu, namun mata bisa berbicara...
Tatap saja mataku, lihat didalamnya ada semesta.
Tatap saja mataku, lihat didalamnya ada semesta.
Sama...
Mataku, matamu.
Sama...
Lantas, untuk apa bertanya apakah ada dusta?
Cukup diam.
Dan lihat.
Biar mata berbicara....
Dan lihat.
Biar mata berbicara....
Lalu orang datang berbicara
Bla bla bla...
Bla bla bla...
Bla bla bla...
Lantas, kau percaya?
Untuk apa mataku bicara semesta jika matamu tak melihat karena bisingnya perkataan semu belaka.
Bla bla bla...
Bla bla bla...
Bla bla bla...
Lantas, kau percaya?
Untuk apa mataku bicara semesta jika matamu tak melihat karena bisingnya perkataan semu belaka.
Tanganmu hanya dua.
Tak bisa menutupi semua bibir yang mencibir diluar sana.
Telingamu juga hanya dua. Tak bisa mendengar semua kata.
Bising. Pusing.
Tutup saja dua telinga dengan dua tangan, biar sepi tanpa kata.
Tak bisa menutupi semua bibir yang mencibir diluar sana.
Telingamu juga hanya dua. Tak bisa mendengar semua kata.
Bising. Pusing.
Tutup saja dua telinga dengan dua tangan, biar sepi tanpa kata.
Lalu lihatlah mataku, karena mata berbicara...
-izzal_rmdn-
"Pengembara antah-berantah"
Tidak ada komentar :
Posting Komentar