Dosen Pengampu : Ade Wijaya M.Pd
.
PGSD
2 D
Kelompok 8
Faizal
Ramadan (0371 12 408)
Tara Ayu Nisrina (0371
12 010)
Tri Puji Lestari (0371
12 058)
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PAKUAN
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan kepada kami ini. Sholawat dan salam semoga terlimpah dan
tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita selaku
umatnya hingga akhir zaman.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah yaitu Perkembangan Peserta Didik di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pengetahuan
Universitas Pakuan.
Kami selaku makhluk yang tidak memiliki sifat kesempurnaan
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini tidaklah sesempurna yang diharapkan.
Sehingga kritik yang membangun akan sangat membantu bagi diri kami sehingga dapat menjadi leih baik
dihari kelak.
Akhir kata, kami sebagai penyusun mohon maaf atas segala
kesalahan dan kami berharap agar tugas ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kelompok
kami dan umumnya bagi kita semua.
Bogor, 08 April 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peserta didik selalu berada dalam
proses perubahan, baik karena perubahan maupun karena perkembangan. Pertumbuhan
adalah akibat pengaruh faktor internal sebagai proses kematangan dan proses
pendewasaan, sedangkan perkembangan adalah akibat pengaruh lingkungan.
Contoh pertumbuhan: Bertambahnya berat, tinggi badan,
lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.
Contoh perkembangan: Berkembangnya intelek dan daya
pikir seseorang yang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya, berkembangnya
kemampuan berbahasa.
Tumbuh kembang manusia sepanjang hidupnya sering
dikelompokan menjadi beberapa periode, umpamanya: masa prenatal (sebelum lahir)
dan masa postnatal (sesudah lahir) yang meliputi masa bayi, masa kanak-kanak,
masa anak sekolah, masa remaja, masa dewasa, masa kemunduran dan masa ketuaan.
1.2 Rumusan
Masalah
Ø Apa saja prinsip
perkembangan peserta didik?
Ø Apa saja tugas
perkembangan peserta didik?
Ø Apa saja
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui makna perkembangan dan pertumbuhan, mengetahui
konsep-konsep tentang perkembangan dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Berlangsungnya Perkembangan dan
Prinsip-Prinsip Perkembangan
Perkembangan berlangsung secara
terus-menerus disepanjang hidup seseorang, muali dari masa konsepsi sampai
berakhirnya kehidupan orang itu (Thornburg, 1984). Tahap-tahap perkembangannya
yaitu sebagai berikut :
1. Masa Bayi 0 – 2 tahun
a. Periode dalam kandungan : mulai dari
terjadinya konsepsi sampai lahir.
b. Periode baru lahir : lahir sampai
umur 4 atau 6 minggu.
c. Periode bayi : umur 4 atau 6 minggu
sampai 2 tahun.
2. Masa kanak-kanak 2 – 11 tahun
a. Periode kanak-kanak permulaan, umur
2-5 tahun.
b. Periode kanak-kanak pertengahan,
umur 6-8 tahun.
c. Periode kanak-kanak akhir, umur 9-11
tahun.
Praremaja 9 – 13 tahun
3. Masa remaja 11 – 19 tahun
a. Remaja permulaan, 11-13 tahun.
b. Remaja pertengahan, 14 – 16 tahun.
c. Remaja akhir, 17 – 19 tahun.
Pemuda
19 tahun – 22 tahun
4. Masa dewasa 20 – 81 tahun
a. Dewasa permulaan, 20 – 29 tahun.
b. Dewasa pertengahan, 30 – 49 tahun.
c. Dewasa akhir, 50 – 65 tahun.
Prinsip-prinsip
Perkembangan Peserta Didik
Berbagai-bagai prinsip perkembangan
dikemukakan oleh para ahli, namun untuk kepentingan pemahaman sekolah dasar,
maka di kemukakan beberapa buah saja.
1. Prinsip Kesatuan Organis
Prinsip
ini berbunyi bahwa anak merupakan suatu kesatuan fisik dan psikis dan kesatuan
komponen dari kedua unsur. Perkembangan komponen fisik atau psikis
bersangkut-paut satu sama lain dan saling mempengaruhi. Setiap komponen tidak
berkembang secara sendiri-sendiri tetapi perkembangan satu komponen berpengaruh
terhadap komponen yang lain.
2. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan
Prinsip
ini mengatakan bahwa anak berkembang sesuai dengan tempo dan irama perkembangan
sendiri-sendiri yang teratur. Setiap anak memiliki tempo dan irama perkembangan
yang berbeda dengan anak yang lain. Ada anak yang cepat dan ada pula yang
lambat perkembangannya. Tempo dan perkembangan anak di tentukan oleh dua
faktor, yaitu faktor pembawaan (potensi dasar) dan lingkungan.
3. Prinsip Kesamaan Pola
Prinsip
ini mengemukakan bahwa anak sebagai manusia, mengikuti pola umum yang sama
dalam perkembangannya. Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi dalam
pelaksanaan pendidikaan, yaitu sebagai berikut :
a. Pada umumnya pendidikan dapat
dilaksanakan secara klasikal terhadap anak yang berumur kronologis sama.
b. Dapat dilaksanakan keseragaman
pendidikan untuk anak tingkat umur kronologis sama.
c. Dapat disedikan alat-alat tertentu
yang dapat digunakan dari generasi ke generasi berikutnya untuk anak yang
sebaya.
4. Prinsip Kematangan
Jika anak telah matang untuk belajar, barulah ia dapat menjalani proses
ajar. Secara intelektual anak sekolah dasar dianggap matang jika ia telah
mencapai kemampuan berpikir konkret, sehinga dapat memecahkan masalah-masalah
konseptual dan simbol-simbol dalam pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Secara
sosial-emosional mereka harus dapat membina keakraban dengan teman sebaya,
mengikuti aturan sekolah, dan memiliki kemandirian. Dalam batas-batas tertentu
kematangan dapat dipercepat melalui rangsangan yang kaya dari lingkungan.
5. Prinsip Kontinuitas
Menurut
prinsip kontinuitas, perkembangan berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal, mempengaruhi pencapaian
perkembangan periode berikutnya. Andaikan tugas-tugas perkembangan pada periode
awal dapat dicapai dengan sempurna maka tugas-tugas perkembangan pada periode
berikutnya dapat di selesaikan dengan baik, tetapi jika pada periode
perkembangan sebelumnya tugas-tugas perkembangan tidak tercapaidengan sempurna,
maka tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya akan sulit untuk
terselesaikan bahkan ada kemungkianan tidak di peroleh sama sekali (Jersild,
1963).
2.2 Tugas
Perkembangan Peserta Didik
a. Masa Kanak-kanak (TK-SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat
masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Anak-anak
usia ini masih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Menurut Havigurst, tugas-tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1)
Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas
fisik.
2)
Membina hidup sehat.
3)
Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4)
Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5)
Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam
masyarakat.
6)
Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7)
Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai.
8)
Mencapai kemandirian pribadi.
b. Masa Remaja (SMP)
Dilihat dari tahapan yang disetujui
oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap pubertas. Adapun tugas perkembangannya
sebagai berikut:
1)
Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2)
Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder.
3)
Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan
bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan
dan bantuan dari orangtua.
4)
Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5)
Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
6)
Reaksi dan ekpresi emosi masih labil.
7)
Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang
sesuai dengan dunia sosial.
8)
Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
9)
Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
10)
Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai
pria atau wanita.
11)
Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan
apresiasi seni.
12)
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran.
13)
Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,
sosial dan ekonomi.
c. Masa Remaja Akhir (SMA/SMK)
1)
Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2)
Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
3)
Memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita
4)
Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
5)
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
6)
Mencapai kemandirian perilaku ekonomis
7)
Memiliki pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan
8)
Memiliki persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
9)
Memiliki keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota
masyarakat yang baik
10)
Memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab
11)
Memiliki seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku (Juntika
Nurihsan, 1998;80-84)
d. Masa Anak Usia Dewasa Awal (PT)
1)
Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2)
Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
3)
Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
4)
Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
5)
Memiliki keterampilan intelektual, emosional, dan perilaku ekonomis
6)
memiliki kemapuan memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7)
Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
8)
Memiliki kriteria calon pasangan hidup yang sesuai dengan keadaan dirinya
9)
Menemukan kelompok sosial yang bermakna (Dwi Yuwono PS, 1998:98-114)
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
Anak tingkat sekolah dasar
dipengaruhi oleh interaksi antara dua faktor yaitu faktor hereditas atau
keturunan dan lingkungan. Faktor hereditas bersumber dari dalam dirinya (faktor
internal), sedangkan faktor lingkungan berasal dari luar dirinya (faktor
eksternal).
1.Faktor Internal
a. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya.
Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya.
Faktor keturunan
1. Sifat-sifat yang diturunkan secara
heriditas
a. Potensi intelektual
b. Temperamen (kepribadian)
2. Prinsip-prinsip penurunan
sifat-sifat melalui heriditas
a. Prinsip reproduksi
b. Prinsip konformitas
c. Prinsip variasi
d. Prinsip regresi filial
b. Kondisi Psikis
Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami retardasi mental.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehiduapannya.
b. Lingkungan Non Fisik
Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua.
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehiduapannya.
b. Lingkungan Non Fisik
Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua.
Berikut ini adalah beberapa aliran
yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan:
a) Aliran Nativisme
Menurut aliran ini bahwa
perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa
sejak lahir (natus = lahir). Anak sejak lahir membawa sifat-sifat dan
dasar-dasar tertentu yang dinamakan sifat pembawaan. Para ahli yang mengikuti
paham ini biasanya menunjukkan berbagai kesamaan/kemiripan antara orangtua
dengan anak-anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka anaknya juga akan
menjadi ahli musik, ayahnya seorang ahli fisika maka anaknya juga akan menjadi
ahli fisika. Keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh orangtua juga
dimiliki oleh anaknya.
Sifat pembawaan tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting bagi perkembangan individu. Pendidikan dan
lingkungan hampir-hampir tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Akibatnya para ahli pengikut aliran ini berpandangan pesimistis terhadap
pengaruh pendidikan. Tokoh aliran ini ialah Schopenhauer dan Lombroso.
b) Aliran Empirisme
Menurut aliran ini bahwa
perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor dari
luar/lingkungan. Sedangkan pembawaan tidak memiliki peranan sama sekali. Tokoh
aliran ini ialah John Locke (1632 – 1704) yang terkenal dengan teori
“Tabularasa”. Ia mengatakan bahwa anak lahir seperti kertas putih yang belum
mendapat coretan sedikitpun, akan dijadikan apa kertas itu terserah kepada yang
menulisnya.
Aliran empirisme menimbulkan
optimisme dalam bidang pendidikan. Segala sesuatu yang terdapat pada jiwa
manusia dapat diubah oleh pendidikan. Watak, sikap dan tingkah laku manusia
dapat diubah oleh pendidikan. Pendidikan dipandang mempunyai pengaruh yang
tidak terbatas.
Keburukan yang timbul dari pandangan
ini adalah anak tidak diperlakukan sebagai anak, tetapi diperlakukan
semata-mata menurut keinginan orang dewasa. Pribadi anak sering diabaikan dan
kepentingannnya dilalaikan.
c) Aliran Konvergensi
Menurut aliran ini bahwa manusia
dalam perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh bakat/pembawaan dan lingkungan
atau dasar dan ajar. Manusia lahir telah membawa benih-benih tertentu dan bisa
berkembang karena pengaruh lingkungan. Aliran ini dipelopori oleh W. Stern.
Pada umumhnya paham inilah yang
sekarang banyak diikuti oleh para ahli pendidikan dan psikologi, walaupun
banyak juga kritik yang dilancarkan terhadap paham ini. Salah satu kritik ialah
Stern tidak dapat dengan pasti menunjukkan perbandingan kekuatan dua pengaruh
itu.
Dengan demikian pendidikan harus
mengusahakan agar benih-benih yang baik dapat berkembang secara optimal dan
benih-benih yang jelek ditekan sekuat mungkin sehingga tidak dapat berkembang.
BAB III
SIMPULAN dan SARAN
3.1 Simpulan
Pertumbuhan adalah akibat pengaruh faktor internal sebagai proses
kematangan dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan adalah akibat
pengaruh lingkungan. Tumbuh kembang manusia sepanjang
hidupnya sering dikelompokan menjadi beberapa periode, umpamanya: masa prenatal
(sebelum lahir) dan masa postnatal (sesudah lahir).
prinsip
perkembangan menurut
para ahli dibagi menjadi 5 yaitu:
·
Prinsip Kesatuan Organis
·
Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan
·
Prinsip Kesamaan Pola
·
Prinsip Kematangan
·
Prinsip Kontinuitas
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Peserta
Didik ada dua yaitu faktor internal (yang berhubungan dengan keturunan atau
genetis) dan eksternal (yang berhubungan dengan lingkungan).
Para ahli menggolongkan
faktor
perkembangan menjadi tiga aliran, yaitu aliran nativisme, aliran empirisme dan aliran konvergensi.
Daftar Pustaka
Tirtarahardja,
Umar & Sulo, S.L. La. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
link download:
semoga bermanfaat... :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar