CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 03 Juli 2013

Miris Kala Gerimis Di Kota Hujan...



         Sore ini hujan turun cukup deras. Aku berada disalah satu tempat temanku, aku bermaksud untuk menunggu hujan reda, namun karena senja telah datang aku putuskan untuk pulang saja. Aku meminjam payung temanku untuk ku gunakan pulang kerumah. Ketika berada didalam angkutan umum aku terhenyap sejenak kedalam lamunanku, "Sore ini hujan turun. Mungkin saat ini langit sedang bersedih saat ini. Ah tidak, langit tak sedang bersedih. Langit sedang gembira dan membagikan kebahagiaannya kepada kita semua melalui hujan ini".
          Bogor memang terkenal dengan sebutan "Kota Hujan" wajar jika curah hujan disini cukup tinggi, namun tak apalah, hujan adalah berkah. hujan juga membawa kesejukan dan menumbuhkan benih-benih tumbuhan diluar sana.
Tak terasa aku sudah harus turun angkutan umum yang ku naiki dan harus menaiki angkutan umum yang lainnya. Aku turun disamping "Tugu Kujang". Sejenak ku tatap Tugu yang menjadi simbol kebanggaan kota Bogor itu dibawah payung dalam riuhnya hujan. Namun sayang, kini tingginya "Tugu Kujang" terkalahkan oleh tinggi bangunan disebelahnya. rasanya miris juga.
            Dengan bermodalkan payung yang ku pinjam dari temanku, aku memandangi keadaan sekitar. terlihat banyak sekali "Pengamen" yang turun naik angkutan umum, membawa gitar dan bernyanyi. didalamnya ada sebagian orang yang memang menjual suara, ada juga yang hanya iseng mencari tambahan uang untuk dipakai "bermabuk-mabukan" dipinggir jalan. kadang mereka juga mengeluarkan kata yang tidak sedap didengar jika tidak ada penumpang yang memberi uang kepada mereka. Miris dan Ironis.
         Sudah cukup banyak orang yang lewat menggunakan payung, ada juga beberapa yang berdiri tak jauh dariku. Aku melihat sedikit jauh, terlihat sosok seorang laki-laki, sudah cukup berumur, mungkin lebih tua dari umur ayahku. Aku berjalan menghampirinya dan berbagi payung dengannya. Aku heran mengapa tak seorangpun mau berbagi payung dengannya dikala hujan ini, padahal cukup banyak orang yang berada disitu sedang mengenakan payung. Mungkin inilah yang dinamakan "egois" dan "krisis kepedulian terhadap sesama". Aku sedikit berbincang dengan Bapak tersebut, aku menanyakan ia ingin naik angkutan umum nomor berapa dan kemana tujuannya. Benar saja firasatku, penglihatan Bapak tersebut sudah kurang sehingga kesulitan untuk melihat nomor angkutan umum dan menghentikannya. Arah yang ingin dituju Bapak itu sama denganku dan akhirnya aku menyetop angkutan umum dan naik bersama dengan Bapak itu.
ketika saya hendak turun, Bapak itu mengucapkan "terimakasih banyak ya nak". kata terimakasih itu terdengar sederhana namun sangat mendalam. terasa bahagia sekali diriku ini dapat berbagi dengan sesama, senang sekali hati ini dapat menolong orang lain.
            Jika anda yang berada diposisi seperti diriku tersebut, apa anda juga akan berbagi? atau anda acuh saja pura-pura tidak melihat? :)


cerita ini dibuat bukan untuk menyombongkan diri telah menolong orang lain, aku ikhlas menolong siapapun tanpa mengharapkan apapun. cerita ini dibuat hanya untuk bahan introspeksi diri. "bukan seberapa banyak hal yang kita terima dari orang lain, tapi kita sudah memberikan apa untuk orang lain?" semoga cerita ini dapat meningkatkan tingkat kepedulian kita terhadap orang lain. membantu seseorang tidak perlu melihat apapun, yang dibutuhkan hanya niat, kerjakan, dan ikhlas. :)

semoga blog dan cerita ini bermanfaat... aamiin...

Tidak ada komentar :

Posting Komentar