CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 03 Juli 2013

Pendidikan Anti Korupsi



            Saat ini korupsi sudah mewabah hampir diseluruh lapisan kehidupan masyarakat di Indonesia. Korupsi adalah kegiatan yang menyimpang dimana nantinya kegiatan Korupsi ini akan memiliki efek atau dampak yang sangat luar biasa, tentu saja dampaknya tidak positif melainkan dampak yang negatif. Kita ambil contoh,
jika korupsi berjalan terus-menrus maka kemungkinan besar perekonomian Negara ini akan hancur, tidak hanya itu sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan pun tidak akan memada. Tindakan korupsi ini dilakukan mulai dari kalangan atas (pejabat-pejabat Negara), kalangan menengah seperti kepala desa dan kepala sekolah, hingga ke kalangan rendah seperti pegawai biasa.
            Tindakan korupsi ini bagaikan menjadi suatu budaya baru yang sudah mendarah daging disetiap kalangan dan mereka yang melakukan tindakan tersebut tidak diadili dengan adil, oknum-oknum yang terkait hingga semua yang berurusan dengan tindakan ini seakan-akan “tutup mata tutup telinga” dengan kesalahannya dan mereka seakan-akan lepas tangan dari masalah korupsi ini. hal ini mengakibatkan masyarakat jenuh dan bosan dengan kasus korupsi yang tak diadili dengan benar, sehingga saat ini ada suatu indikasi atau tanggapan bahwa masyarakat memberikan sikap apatis (acuh) terhadap kasus-kasus korupsi yang terjadi.
            Kita semua harus tau dan menyadari bahwa generasi koruptor muda mungkin saja akan mengancam bangsa ini dimasa yang akan datang sehingga perlu diadakannya suatu perubahan yang menyeluruh disetiap kalangan di Indonesia, cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan, yaitu menerapkan pendidikan anti korupsi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan anti korupsi ini berisi tentang sosialisasi bentuk-bentuk korupsi, cara penanganan korupsi, dan pelaporan serta pengawasannya. Pendidikan ini harus ditanamkan dan dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi. Dengan adanya pendidikan anti korupsi ini, diharapkan akan muncul generasi baru tanpa korupsi sehingga dimasa yang akan datang akan menjadikan Indonesia menjadi Negara yang bebas dari korupsi. Lingkungan sekolah akan menjadi tiang utama dalam pemberantasan korupsi yang nantinya akan merambat kesegala aspek kehidupan masyarakat.
            KPK membawa setitik cahaya terang dengan memberi suatu solusi untuk mengantisipasi tindakan korupsi yang mewabah saat ini. Saat sedang sibuk menangani kasus korupsi yang membelit Indonesia, KPK ternyata memikirkan benih-benih anak bangsa yang harus dibekali, hal ini diwujudkan dengan melakukan kerjasama dengan Forum Penulis Bacaan Anak (FPBA) dan menerbitkan buku seri Tunas Integritas yang didalam setiap bukunya berisi nilai-nilai integritas. Nilai-nilai integritas yang terdapat dalam buku tersebut diantaranya; jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil. Agar menarik dan mudah dicerna, cerita yang terdapat didalam buku ini bersifat menghibur dan tidak menggurui sehingga anak menarik membaca tanpa harus merasa terbebani.
            Peluncuran buku ini dilakukan dalam kegiatan Indonesia Book Fair ke- 32 yang dilaksanakan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) di Jakarta, Senin (19/11/2012). Dedie A. Rahim, salah satu penulis buku Tunas Integritas menyatakan buku ini dapat diakses secara gratis oleh masyarakat Indonesia cukup dengan cara mengirimkan surat ke kantor KPK yang berlokasi di jalan HR. Rasuna Said, kav. C – 1, kuningan Jakarta Selatan.
Selain peran sekolah yang menjadi pilar utama pendidikan anti korupsi, lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh dalam memberantas korupsi. Dapat kita simak cerita menarik dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad berikut ini, dahulu ketika beliau masih kecil, beliau pernah mengambil kapur tulis yang berada disekolahnya dan dibawa pulang untuk digunakan belajar dirumah. Sesampainya dirumah ibundanya memintanya untuk mengembalikan kapur tersebut kesekolahnya dan akhirnya beliau mengembalikan kapur tersebut. Menurut beliau tindakan ibundanya itu merupakan salah satu penanaman sifat baik yaitu tidak mengambil sesuatu yang bukan hak dan milik kita. Kejadian ini masih teringat sampai sekarang, dan mungkin nilai-nilai seperti itulah yang mengantarkan beliau dapat menduduki kursi ketua KPK saat ini. Cerita ini beliau tuturkan dalam suatu acara  talkshow disalah satu chanel televisi yaitu dalam acara Hitam Putih spesial hari kebangkitan nasional (Senin, 20/05/2013).
            Cerita Abraham Samad diatas merupakan salah satu contoh pendidikan anti korupsi yang diberikan oleh orang tua dengan cara membangun dan menciptakan karakter yang baik. Generasi yang akan datang harus kita persiapkan sebaik mungkin agar dapat membawa negeri ini lebih baik lagi, generasi yang akan datang harus dipersiapkan untuk dididik menjadi generasi yang berkarakter dan generasi yang anti korupsi. peran orang tua dan guru sekolah dasar lah yang sangat mengambil andil besar dalam hal ini karena lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah merupakan lingkungan pertama yang akan dijumpai suatu generasi. Tugas KPK saat ini adalah mensosialisasikan adanya pendidikan anti korupsi ke para orang tua dan guru-guru disekolah sehingga nantinya para orang tua dan guru siap mencetak generasi yang baik.
Selain pendidikan anti korupsi ini, sudah seharusnya hukum di Negara kita ini menjadi lebih baik dan adil juga. Para koruptor dan oknum-oknum yang bersangkutan haruslah dihukum dengan seadil-adilnya dan tambahkanlah hukuman moral sosial kepada para pelaku agar mereka mendapatkan efek jera dan para generasi yang akan datang tidak akan mengikuti jejak para koruptor dan masuk ke lubang yang sama. Karena jika generasi yang akan datang sama saja dengan saat ini dapat diperkirakan Negara ini bukannya bangkit malah bangkrut.
            KPK dan segenap jajarannya harus bekerja keras untuk hal ini, peran serta orang tua dan guru sangatlah penting. Dan masyarakat pun haruslah membuka mata, membuka telinga dan membuka hati tentang adanya pendidikan anti korupsi ini. jika semua berjalan dengan baik, maka generasi yang akan datang pastilah menjadi generasi yang berkarakter, memiliki sikap integritas, dan membawa Indonesia bangkit dan terhindar dari korupsi.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar